Jodohnya Sunyi
Gadis itu terpekur
Menghitung waktu tak terukur
Sekata dua kata ia melindur
Yakin hati tidak tertidur
Ibunya masuk menegur
Dikatanya telah siap bubur
Dagu sang dewita terlantur
Hanya terangguk tanpa tutur
Terpekur, ia kembali ke kata sepi
Dipikirnya kapan hidupnya rapi
Tiada teman mengisi hati
Sangsi pula cinta yang menanti
“Sendiri, dia akan berakhir sendiri,”
begitu tentangnya kata orang iri
Ia tidak lain rusuknya sepi
Jodohnya sunyi
Bekasi, 25 Februari 2021