Kumpulan Puisi Fian Jampong
Musim Beralih
Ada sunyi yang bergaung dalam diri
Saat pagi tak lagi menyajikan butir-butir kasih
Dan bola merah mulai bersembunyi di balik
Tirai-tirai kelabu.
Ada suka yang berduka dalam jiwa
Kala tubuh diselubung remang-remang rindu
Pada sebutir embun suci pagi hari
Yang mampu menenangkan kenangan.
Ada jenjang di ujung maaf
Kala diri digeluti penantian
Pada musim yang akan beralih.
Ende, 03 Desember 2019.
Adventus Empat Babak
- sudah sekian musim aku lewati,
sudah sekian kisah aku geluti,
sudah sekian sering aku berpuisi
hanya untuk berbicara tentang kau
yang kutunggu dalam ruang waktu.
- saat musim sudah mencapai tahktanya
rasa bosan perlahan menjulur ke seluruh tubuh
untuk menyudahi penantian akan dirimu.
bukan hanya itu, aku serasa ngeri ketika harus mengingat lagi
kenangan-kenangan tentang dirimu,
sebab kemarin tetangga kamarku
kudapati dalam keadaan tak waras karena terlampau lama menunggu dirimu.
- Tampaknya bukan hanya tetangga kamarku saja yang tak waras,
Seluruh isi jagat telah kecanduan menunggumu karena kau datang dengan segenggam ampun dan sebongkah kasih.
Pernah suatu kali saat aku jalan-jalan kecil di pinggir kota,
Kujumpai seorang anak kecil duduk termenung di trotoar.
Kutanyai; apa yang sedang dia lakukan?
menanti seseorang yang sudah janjian dengannya
untuk membawa ibu kembali pulang pada rumah hatinya,
lantaran ibu sudah lama pergi dan tak pernah kembali.
- Sebentar lagi natal tiba,
Dan ibu tak kunjung tiba di palang pintu rumah.
Adakah ibu enggan merayakan natal bersama?
Ibu, segeralah pulang
Aku rindu pada kue kering dan aroma kopi seduhan kasihmu.
Di Beranda Kafe
di beranda kafe
aku menunggumu
bergelut bersama bosan
dan berimajinasi dengan buku puisi kesukaanku.
kupesan secangkir waktu dan semangkuk sabar
kunikmati semuanya dengan pelan-pelan
berharap kalau-kalau kau segera tiba.
Ende, 2019.
Di Pelabuhan Itu
di pelabuhan itu
aku mengenang segala kasih yang pernah terkisah
seperti kemarau yang senantiasa kenang akan hujan
di awal musim semi.
di pelabuhan itu
rinduku karam bersama buih ombak,
terhempas dan menepi di bibir pantai.
di pelabuhan itu
kenangan terngiang bersama tenangnya laut
dan terhapus oleh riak ombak
memaksaku tuk tidak kembali ke masa lalu.
Ende, awal November 2019.
Secangkir Kopi di Masa Advent
Saat senja pamit pada bumi
Aku duduk bersama sabar
Sembari memeluk kenang dengan erat.
Di kangen yang tak kunjung usai ini
Aku mengenang ibu dengan menyeruput secangkir kopi,
Mendengarkan lantunan lagu ‘Selamat natal mama’
Natal Segera Tiba
Tercium aroma adonan kue ibu dari dapur idamannya
Seperti kuatnya rinduku pada suasana rumah yang ramah.
Tercium aroma kopi seduhan ibu
Megawang ke seluruh sudut-sudut rumah
Seperti besarnya harapku tuk merayakan natal bersama.
Natal segera tiba,
Rinduku pun tak kunjung usai.
Ende, 20/12/2019.
Fian Jampong, kelahiran Manggarai Barat, 24 Februari 1993. Bermimpi dapat mengalami tidur yang panjang dan menoreh asa dalam keheningan.