[Puisi] JATU
Jelita, itulah dirimu yang tersibak dalam benakku
Jembatan bagi keindahan yang pasti, jalan bagi keelokan sang rupa
Angkasa berlutut di depanmu, sehingga aurora muncul dibalik kedatanganmu
Asupan cahaya tak pernah berhenti, terus memancar dari ayumu
Tak terhingga perasaan ini menghujam dirimu,
Teriakan waktu yang takut kehilanganmu terus menggema, memunculkan setitik kesedihan dibalik suka cita dalam kehadiranmu
Udara berhenti sejenak untuk menyaksikanmu terbang bebas menembus cakrawala
Untaian pujian megejarmu, berlomba untuk meraihmu….
Dewiku, kaulah lambang keindahan alam
Mantren, 27-7-2011
*Puisi ini melambangkan rasa kagum dan bahagia dari penulis saat membuatnya. Setiap kata dan deiksi yang dipilih, merupakan ejawantah dari perasaan penulis yang tak tertahankan. Penulis tergila-gila pada objek puisi ini, namun pada akhirnya, puisi ini hanya sekedar sajak tanpa makna. Mengambang dalam rasa, terpinggirkan dalam keadaan. Sebuah puisi yang penuh ironi.