[PUISI] Ling Namanya karya Thareq Akmal
LING NAMANYA…
Ling namanya….
Tenang semampai embun pagi
Senyum indah terkembang di bibirnya
Sendu dan tawa yang terucap oleh mulutnya
Ling namanya….
Teduh nyaman bercakap dengannya
Cerdas titah ucapannya
Anggun pula tata perilakunya
Ling namanya….
Menjadi oase di tengah padang hampa
Padang nista akhlak dan moral
Tiada krama tiada batasan
Ling namanya….
Mengingatkanku apakah itu menjadi manusia
Seorang muslim, seorang Asia, seorang warga dunia
Bahwa kita masih punya etika
Ling namanya….
Yang membuat hatiku tersentuh
Hati yang keras, rasional, teratur
Tapi seketika lembut melihat perilakumu
Ling namanya….
Yang kunantikan dalam setiap acara
Kutunggu di setiap perjalanan
Ku termenung di setiap kuliah
Ling namanya….
Yang akhirnya kuberanikan tuk hampiri
Ku berikan hadiah kecil dari ibu pertiwi
Sebagai kenangan atas masa indah nan singkat
Ling namanya…
Yang kemudian kuhampiri dalam perjalanan
Perjalanan terakhir untuk kita saling mengucap
Mengucap kata berpisah, tanpa terurai air mata
Ling namanya…
Yang kemudian kita saling berkejar
Agar tak tertinggal satu dengan yang lainnya
Supaya jemputan berhenti memanggil kita
Ling namanya…
Yang menungguku yang kutunggu
Tangan kita hendak saling meraih
Langkah kita hendak saling mendekat
Ling namanya…
Yang senyumnya masih saja terkembang
Meskipun aku mulai sedikit ragu
Apakah benar perilaku ku
Ling namanya…
yang tiada enak hati ku memandangnya
Di mana mata kita saling bertemu
Bahwa kita saling mengharapkan
Ling namanya…
Yang tetiba aku duduk menjauhinya
Penuh rasa bingung dan frustasi
Dengan keringat dingin terus mengalir
Ling namanya…
Kedekatan kita entah kenapa membuatku teringat
Bahwa engkau mengangkat memori akan norma
Bila kita masih punya aturan
Ling namanya…
Seorang bidadari yang membuatku sedih hati
Bingung terucap, frustasi memuncak, malam terusik
Bahwa kita tak seharusnya seperti ini
Ling namanya…
Gadis yang merasa patah hati
Ditinggal orang yang sekejap berubah
Dari yang ingin digenggam, menjadi yang terlepaskan
Ling namanya…
Seorang putri yang kusambangi
Mata kita bertemu, tatapan saling mengukur
Perasaan bersatu, tanpa ada kata yang terucap
Ling namanya…
Ayu sekali wajah langsatnya..
Bersinar bagi setiap orang bagai bulan purnama
Kecuali untuk ku, ya, untuk ku
Ling namanya…
Wajahnya masam kepada ku
Raut wajah ku berubah tiada keru
Belum pernah aku hadapi hal seperti ini
Ling namanya…
Yang pergi dengan teman barunya..
Baru dikenal tiada mengapa
Yang terpenting adalah kita tak perlu bertatapan
Ling namanya…
Ingin sekali ku ajak bicara
Empat mata tanpa gangguan
Tak perlu takut, malu menciderai
Ling namanya…
Aku bermimpi dapat menjelaskan
Bahwa maaf kita tak bisa berkhalwat
Apalagi bersama bergandengan tangan
Ling namanya…
Pengertian, ya pengertian nya kuharapkan
Kita saling bertautan, namun tak dapat bersama
Semata ujian bagi kita berdua
Ling namanya…
Kutunggu ia dari fajar menjelang
Tak pelak ku jumpanya sampai matahari di atas awan
Sedih, malu, marah, entah apa lagi yang kurasakan
Ling namanya…
Kuucap selamat tinggal dari sembahyang
Selamat jalan mengejar mimpimu dewi Tanah Thai
Terima kasih atas pertemuan kita yang teramat singkat
Ling namanya…
Kupanjatkannya di dalam doa
Bahwa aku meminta maaf tiada sempat kita bersama
Bahwa urusan pertemuan kita kelak urusan-Nya yang Maha Kuasa
23:55 malam, 29 Juli 2017, 169 Business Hotel – Beijing, RRC
Profil Thareq Akmal Hibatullah
Penulis lahir di Jakarta pada tanggal 13 April 1997. Kesibukan Penulis adalah sebagai mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Indonesia.