Puisi Roti Kehidupan Oleh Fadhil Rakasiwi
“Sebuah Puisi yang menggugah…”
Fadhil Rakasiwi jelas memiliki wawasan yang luas saat menulis puisi ini. Ada berbagai isu yang dikemas dalam satu puisi. Ada berbagai kemarahan dalam setiap kata yang tertuang. Fadhil mengekspresikan kemarahannya dengan lugas di puisi ini. Dan bagi kami, puisi ini adalah sebuah puisi yang menggugah.
Sahabat, inilah puisi Roti Kehidupan karya Fadhil Rakasiwi.
Roti kehidupan
Oleh : Fadhil Rakasiwi
Ketika kudengar usiaku menggaung tinggi
Aku bisa merasakan sepi gema langkahku
Meninggalakan engkau
Yang terdiam sendiri menyaksikan punggungku dari teras
Lama sudah senyum itu tidak kau tunjukkan, sengaja
Biar aku terbiasa dikerasi
Mercusuar yang menjaga segala kapal agar tidak karam
Setegas itu. Dan sehati-hati itu..
Sebab itu, aku berjalan
Keadaan diluar memang beda
Serigala ini tidak kenal medan, tak pernah berburu sendirian
Apakah aku akan kembali, atau aku akan mati
Pulang menjadi bunga, harum-haruman, atau menjadi doa
Diluar memang tidak seluas kamarku
Aku bisa berlayar bebas menuju Casablanca, selepas magrib aku sudah duduk di dalam kedai kopi di Kazan
Diluar sini, aku meregang janji, membuatkanmu sebuah rumah yang benar-benar kita miliki.
Tanpa raut muka masam om dan tante, juga sepupu sial itu.
Sebab itu, aku berjalan..
Aku dikelilingi orang-orang munafik, kepentingan golongan dan perempuan jahat
Bertahan hidup dengan menipu para pembenar
Kebenaran adalah gaya kriminal yang sedang populer
Siapa menjilat dia yang menang
Tiba-tiba aku teringat si Tangkur yang dirantai ayah di halaman belakang
Suka ribut
Sepertinya ini adalah pertempuran, dan aku tidak tahu aku di-setting untuk apa
Untuk menang atau untuk sekedar bertahan
Kemudian mati dehidrasi dalam ruangan introgasi, menjadi bunga,harum-haruman dan doa
Sebab itu aku berjalan..
Kali ini aku punya sepotong roti di tangan, kupungut saat melintas di depan supermarket
Aku tau, kau pernah bercerita tentang saudaramu yang kaya
Yang sudah lupa apakah masih berair juga sawah di kampung kita
Andai engkau tahu, engkau telah memberiku kekayaan yang tiada habisnya
Sebuah kebaikan hati
Aku tidak butuh orang lemah seperti saudaramu itu
Anakmu lapar, ibu
Tetapi kawan disebelahku lebih membutuhkan roti ini
Aku kaya, ibu!
Padang, Desember malam
FADHIL RAKASIWI, lahir di Batusangkar, Sumatera Barat. Aktif menulis puisi di berbagai event-event sastra tanah air. Saat ini menggeluti dunia musik bersama rekan-rekan. Dan telah menyelesaikan beberapa professional recording.
Email : fadhilmj@yahoo.com
2 Replies to “Puisi Roti Kehidupan Oleh Fadhil Rakasiwi”
sebuah puisi dengan tema dan pilihan kata yang sangat tegas dan menarik. sarat akan analogi yang tajam. nice!
saya suka citraan pendengaran dan penglihatan yang digunakan penulis. Pembaca menjadi dekat, bahkan sekan ini merupakan pengalam hidup pembaca. ah, saya jadi ingin tahu bagaimana inspirasinya didapat?