PUISI “Tiga Kata” Karya Agung Wibawanto
Halo. Perkenalkan saya Agung Wibawanto. Seorang mahasiswa yg sudah lahir sejak 28 juli 1994. Hehe. Saya menyenangi sastra, terutama puisi. Penyair favorit saya ada 5; Kahlil Gibran, Chairil Anwar, Sapardi Djoko Damono, Taufik Ismail, dan Soe Hok Gie. Saya sudah mulai menulis sejak smp. Tapi itu masih sbatas catatan harian. Minat saya terhadap puisi menggebu sejak SMA kelas 3. Saya kagum dngan penjelasan seorang guru Bahasa Indonesia mengenai perkembangan kesusastraan di Indonesia. Lalu saya bgitu mnikmati cara seorang guru lain yg notabene juga adalah guru bahasa indonesia, cuma beliau mengajar smp, membacakan puisi di sebiah pentas “olimpiade bahasa indonesia”. Saya tdak menyangka sejak itu akan mnjadi titi awal saya mmluai menekuni puisi
“Tiga Kata”
Pukul 16:00
Sore yg penuh sukacita
Orang2 bermandikan hangat matahari
Ada yg menjadikan pasir sebagai permadani
Ada pula yg bahagia menipu ombak,
mereka slalu lbih cepat ke pasir kering
Syukurlah
Yang biru hanya langit dan laut, tidak hatiku
Aku lupa sahabatku berhembus ke mana
Utara, selatan, wajahmu, tubuhku
Sepoi2, mengantarkan ombak ini pecah di kedua kaki ku
Lalu ia memutih ketika pasir dibawahnya bergerak tak keruan
Seperti degup ku, berdetak tak beraturan
Arah jam 5
Anak2 membangun benteng dari pasir
Aku mengulang ingatanku bersama Bira
Halus, lembut, dan putih
Aku yg dulu bersama rintik hujan, pisang epe, dan sebuah senyum
Sejuk, manis, dan petrikor
Matahari berangsur-angsur menyentuh garis cakrawala
Pukul 6 lewat aku bisa melihat jingga tinggal setengahnya saja
Sebuah keluarga, sekumpulan remaja, dan sepasang kekasih ikut menenggelamkan diri
Khidmat dan damai
Jika aku adalah siang, jadilah malam ku
Jangan khawatir, kita akan selalu bertemu di waktu senja
Sejak ia mengembara dalam belantara
Separuh hatiku tak lagi tunduk
Katanya, ia sudah diperbudak
dirimu menyeluruh
Lewat sahabatku, kutitip pesan
Semoga saja aku tak harus menghimpunnya menjadi 3 kata agar kamu tahu.