Puisi “Nyanyian Akar Rumput” Karya Widji Thukul
Seperti yang sudah kami bahas tentang Widji Thukul. Puisi-puisinya selalu menggambarkan perjuangan tiada henti. Suaranya selalu menjadi wakil orang yang tertindas.
Masih dalam suasana perjuangan. Puisi Widji Thukul kali ini menggambarkan kepeduliannya pada orang tergusur yang penuh keresahan. Puisinya menangkap keresahan itu dalam sebuah karya. Menyuarakan ajakan secara gamblang, tanpa malu-malu kucing, untuk bersatu, melawan yang seolah tidak bisa dilawan.
Puisi nyanyian akar rumput melambangkan dendang para rakyat yang tidak terima dengan perlakuan pemerintah. Nyanyian akar rumput adalah nyanyian yang terlalu samar untuk didengar para penguasa. Nyanyian akar rumput, barangkali selalu dianggap angin lalu bagi yang berada di atas pohon.
Sahabat pecinta sastra, inilah Puisi Nyanyian Akar Rumput karya Widji Thukul. Persiapkan diri kalian, karena mungkin, membaca puisi singkat ini akan membuat darah kita mendidih.
Nyanyian Akar Rumput
jalan raya dilebarkan
kami terusir
mendirikan kampung
digusur
kami pindah-pindah
menempel di tembok-tembok
dicabut
terbuang
kami rumput
butuh tanah
dengar!
Ayo gabung ke kami
Biar jadi mimpi buruk presiden!
juli 1988
Puisi ini menampilkan diksi khas dari Thukul, lugas, tak banyak kiasan, tapi sekalinya ada, selalu penuh makna. Jika setelah membaca puisi ini kita tak merasakan getir di hati karena berempati kepada para akar rumput itu, mungkin ada yang salah dengan hati kita. Mungkin.
One Reply to “Puisi “Nyanyian Akar Rumput” Karya Widji Thukul”