Puisi Tentang Pembangunan Yogya
Saat ini, pembangunan sedang gencar dilakukan di Yogyakarta. Derasnya arus pembangunan, diperlihatkan dengan banyaknya hotel yang dibangun di tanah Sultan ini. Sayangnya, pembangunan tidak selalu disambut dengan nada positif. Ada banyak suara sumbang yang tidak percaya, bahwa gegap gempita pembangunan di Yogya akan memberikan dampak yang bagus untuk masyarakat Yogya secara utuh. Puisi sederhana karya Agfian Muntaha ini mencoba melukiskan kegalauan masyarakat itu.
Selamat menikmati!
Makan Malam Terakhir Para Setan
Agfian Muntaha
Malam ini malam terakhir para setan berkumpul
Pesta besar sudah dipersiapkan
Anggur dan darah orang kecil menjadi minuman penyegarnya
Teriakan para warga yang tidak rela tanahnya diambil, menjadi kudapannya
Panasnya Jogja yang kekurangan air, menjadi makanan pembukanya
Tanah yang dibebaskan satu demi satu, menjadi makanan utamanya
Macetnya Jogja yang badan jalannya digunakan untuk parkir, menjadi makanan pencuci mulutnya…
Ya, hari ini makan malam terakhir para setan
Karena besok, dengan ketukan palu dan suara serak Yang Mulia, para setan itu akan segera menjelma menjadi malaikat berwajah puisi, yang mudah untuk dicintai siapapun yang melihat…
Jogja, 26 Januari 2015
Gadis yang Tak Bisa Mandi
Agfian Muntaha
Pagi ini seperti biasa
Burung berkicau sambil menyisipkan keinginannya untuk terbang bebas
Para ibu berteriak membangunkan anaknya yang terlambat ke sekolah
Para ayah memakai sepatu sambil memikirkan pekerjaan yang menumpuk
Dan gadis itu baru saja bangun
Seperti biasa
Hanya saja, beberapa saat setelahnya, si gadis mericau
Dia tak mendapati air di kamar mandinya
Terlalu sedikit air yang keluar pagi itu
Bahkan untuk mencarak pun sayang rasanya
Air tak lagi mudah didapat di kotanya
Tak seperti biasa
Si gadis bisa saja merutuk sebal pada bangunan mewah yang baru saja dibangun itu
Tapi si gadis yang sedang terburu-buru untuk bertemu dengan kekasihnya
Memilih untuk segera mengusap matanya dengan sedikit air
Sedikit sekali sampai matanya tak cukup basah
Si gadis tak punya waktu untuk diabaikan oleh para pengembang
Seperti biasa
Sukoharjo, 19 Januari 2015
*Agfian Muntaha adalah seorang mahasiswa tingkat akhir UGM yang jarang tidur di kamar hotel Yogyakarta.
2 Replies to “Puisi Tentang Pembangunan Yogya”