“Sepertinya Kau” dan Kumpulan Puisi dari Julia Hartini
Kali ini, sastranesia.com cukup beruntung karena mendapatkan kumpulan puisi yang apik dari penulis asal Bandung yang benar-benar mencintai sastra sepenuhnya. Julia Hartini memberikan sentuhan nurani dalam kumpulan puisinya, dan memberikan rasa yang berbeda bagi pembaca. Buktikan saja sendiri.
Sepertinya Kau
kaukah itu
diam-diam mencuri tangis di selaput mata
setelah meminjam kesedihan tadi malam
seumpama peziaran
membawa doa
dalam botol air dan macam kembang
lalu menyerahkan segala kepasrahan
kepada tuhan
kembalilah
bawa sejumlah isyarat yang telah kau renggut
meski semiliar dimensi
menjadi jalan panjang bagimu untuk bertemu
ruang semesta, Maret 2016
Merindu April
ada yang ingin kubacakan
selusin puisi untukmu wahai pujangga
keinginan merambat di dinding hati
mengucurkan keringat saat bersajak di ruang latihan
dua puluh delapan april menggenapkan kematian
dan sembarang kisah
dari buku-buku dan lukisan yang kebas
sepanjang kisah
tertera dalam diskusi panjang
mereka menamai kehidupan
ruang semesta, Maret 2016
Kemarau Memegang
batas telah lewat
kelak rupa hujan akan menjadi kecipak
pada kering yang sesat mendesak
makna doa berjalan penuh kehormatan
siang begitu berkeringat
hingga angin semakin menderas menjadi penggoda
lelangit retak
amsal tanah berdebar duli
harapan lenyap membawa tenteram
akan terik dan hausnya negeri
miris meminta gerimis
ruang semesta, Oktober 2015
Benar-Benar Terlelap
bukankah tuhan sangat baik
memberi pejam dengan senyap
barangkali di dalam pikiran yang hampir retas
telah terempas berjejal peristiwa
teka teki tak jadi maut menepi
titipan mimpi sekadar selang cerita
sewaktu gelap mendandani sekarat
tubuh telah melupa kesusahan
tanpa permisi menjelang dini
samarlah getir meski selagi
ruang semesta, Oktober 2015
Petualangan Angin
karena ia sengaja berkeliling
melihat ganas penderitaan dan keluyuran memberi kabar pertemuan
ribuan pengungsi yang pindah haluan
tapi tidak dengan peninggalan
mungkin benar rumah doa telah dibakar
dan kata sepakat bergulir sedemikian sengit
seumpama angin yang jadi penyerang saat musim kemarau
kendati demikian
yang berembus tak kau redupkan
kembali menggiring warta meski lembam
agar jumlah dusta tak porak-parik
di antara gaduh
ruang semesta, Oktober 2015
Biodata Penulis
Julia Hartini, lahir di Bandung 19 Juli 1992. Saat ini menetap di Surabaya. Alumnus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Pernah berkegiatan di Arena Studi Apresiasi Sastra UPI dan Unit Pers Mahasiswa ISOLAPOS UPI. Tulisannya mendarat di buruan.co, isolapos.com, Harian Umum Sastra Mata Banua, Galamedia, Koran Madura, Banjarmasin Post, Republika, Inilah Koran, Pikiran Rakyat, Metro Riau, dan Radar Banten. Selain itu, tulisan-tulisannya tergabung dalam beberapa antologi bersama. Terpilih sebagai peserta Workshop Cerpen Kompas 2015. Saat ini tengah berjuang dalam dunia tulis menulis agar karyanya yang lahir bisa diapresiasi pembaca.
Twitter : @juliahartini
IG : @juliahartinii
Email : juliachan79@gmail.com